Immanuel Ebenezer – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

## Immanuel Ebenezer Gerungan: Jejak Karier Politik, Kontroversi, dan Akhirnya Tersandung Kasus Korupsi

Immanuel Ebenezer Gerungan, atau yang lebih dikenal sebagai Noel, merupakan figur publik Indonesia yang perjalanan kariernya diwarnai oleh dinamika politik dan kontroversi. Lahir di Riau pada 22 Juli 1975, ia meniti karier sebagai aktivis dan politikus, menorehkan jejak di berbagai organisasi dan jabatan publik sebelum akhirnya terjerat kasus hukum yang mengguncang publik.

Perjalanan pendidikannya mengantarkannya meraih gelar sarjana di bidang sosial dari Universitas Satya Negara Indonesia, Jakarta Selatan, pada tahun 2004. Langkahnya di dunia politik dimulai dengan keterlibatan aktif dalam berbagai gerakan sosial dan dukungan terhadap figur-figur politik terkemuka. Namanya melejit ketika ia menjabat sebagai ketua Jokowi Mania (JoMan), sebuah kelompok relawan yang secara aktif mendukung Presiden Joko Widodo dalam Pemilihan Umum Presiden 2019. Pengalaman ini menunjukkan komitmen dan kemampuannya dalam mengorganisir massa dan menggerakkan dukungan publik.

Selain kiprahnya di dunia aktivisme politik, Noel juga memiliki rekam jejak di dunia bisnis. Ia pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT Mega Eltra dari Juni 2021 hingga Maret 2022. Namun, keikutsertaannya dalam kasus hukum sebagai saksi meringankan Munarman dalam sidang kasus terorisme di Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada Februari 2022, menunjukkan sisi lain dari perjalanannya yang kompleks dan penuh dinamika. Peran ini memicu perdebatan dan menimbulkan berbagai interpretasi di publik.

Menariknya, loyalitas politik Noel tampaknya tidak terpaku pada satu kubu. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Relawan Prabowo Subianto Mania, menunjukkan fleksibilitas dan adaptasi politiknya yang cukup dinamis. Hal ini menegaskan kemampuannya dalam bermanuver di tengah percaturan politik Indonesia yang sarat dengan dinamika dan pergeseran aliansi.

Puncak karier politiknya tercapai ketika ia ditunjuk sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan. Namun, jabatan strategis ini justru menjadi titik balik yang membawa namanya ke dalam pusaran kontroversi. Pernyataan kontroversialnya pada 17 Februari 2025, “Mau kabur, kabur aja lah. Kalau perlu jangan balik lagi,” yang dilontarkan di Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Jakarta Pusat, menimbulkan gelombang kecaman di media sosial. Pernyataan yang dianggap tidak empatik dan kurang sensitif terhadap keresahan masyarakat ini menciptakan tagar #KaburAjaDulu yang viral dan meluas di berbagai platform digital.

Klimaks dari perjalanan kariernya yang penuh lika-liku ini terjadi pada 21 Agustus 2025, ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadapnya. Noel ditangkap atas dugaan kasus pemerasan terkait pengurusan sertifikasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Dalam OTT tersebut, KPK menyita sejumlah aset berharga, termasuk uang tunai, puluhan mobil, dan sebuah sepeda motor Ducati. Sehari setelahnya, pada 22 Agustus 2025, KPK resmi menetapkan Noel dan sepuluh orang lainnya sebagai tersangka.

Menyusul penetapan tersangka tersebut, Presiden Prabowo Subianto segera memberhentikan Immanuel Ebenezer dari jabatannya sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan. Kasus ini merupakan babak akhir yang tragis bagi karier politiknya yang sebelumnya tampak menjanjikan. Kisah hidup Noel menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya integritas, etika, dan tanggung jawab dalam menjalankan amanah publik. Perjalanan hidupnya, dari aktivis yang mendukung dua kubu politik yang berbeda hingga akhirnya tersandung kasus korupsi, menjadi studi kasus yang menarik bagi analisis politik dan pemerintahan di Indonesia.

**Kata Kunci:** Immanuel Ebenezer Gerungan, Noel, Jokowi Mania, Prabowo Subianto Mania, Wakil Menteri Ketenagakerjaan, KPK, OTT, Korupsi, Politik Indonesia, Biografi Politikus Indonesia

**Artikel ini masih berupa rintisan dan dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menambahkan informasi detail terkait latar belakang keluarga, aktivitas sosial lainnya, detail kasus korupsi, dan dampaknya terhadap masyarakat.**